Banyak orang mengenal cendana sebagai salah satu kayu beraroma wangi yang legendaris khas Indonesia. Tapi akibat kekayaan manfaat dari cendana ini, membuat eksplorasi dari tanaman cendana berlangsung besar-besaran. Tanpa ada penanaman bibit cendana kembali sudah tentu ini akan berakhir dengan kepunahan tanaman cendana di Indonesia.

Saat ini kondisi komoditas cendana sudah mengalami kemunduran sebagai akibat mulai sedikitnya pasokan cendana dari alam. Sementara usaha perkebunan rakyat untuk cendana dan usaha komersial penanaman bibit cendana masih sangat terbatas. Padahal sebenarnya permintaan internasional untuk cendana masih cukup potensial, hingga tidak sanggup lagi terpenuhi dari pasar lokal.

Baca Juga : Bibit Glodok Pilihan Unik Untuk Landscape

Ada banyak faktor yang turut berperan atas situasi penurunan ini, salah satunya karena adanya eksploitasi besar-besaran pada kisaran tahun 1970 – 1990an sehingga pasokan cendana dari Indonesia surplus. Surplus pasokan cendana bahkan sempat menurunkan harga cendana Indonesia pada harga yang relatif rendah.

Sayangnya eskploitasi besar-besaran ini tidak berbarengan dengan upaya penanaman bibit cendana kembali di lapangan. Ada banyak alasan sehingga pelaku usaha cendana tidak kemudian mencoba melakukan usaha perkebunan komersial dengan penanaman bibit cendana.

Cendana adalah jenis tanaman yang baru bisa Anda panen pada saat berusia minimal 35 tahun. Sebuah penantian panjang untuk sebuah usaha komersial. Sehingga bagi pelaku pertanian penanaman bibit cendana secara komersial dianggap kurang menarik. Ada pula yang juga beranggapan proses penanaman bibit cendana lebih rumit karena perlu menggunakan tanaman inang untuk tumbuh.

Pada sisi lain proses panen dari cendana juga harus dengan cara pembubutan dari akar. Karena justru akar cendana adalah bagian yang paling mahal di pasaran internasional. Dengan pemanenan dari akar akibatnya tidak ada lagi kesempatan vegetasi alami dari tunas akar

Selain itu seringnya kebakaran hutan di banyak hutan tropis Indonesia turut mengambil peran dalam musnahnya keberadaan tanaman cendana liar di hutan. Dan kini tingkat vegetasi cendana yang tersisa di hutan tropis hanya tinggal beberapa ribu batang saja. Sementara usaha perkebunan komersial masih dalam batas rintisan.

Usaha Penanaman Bibit Cendana Sebagai Upaya Pelestarian

Dari informasi tadi jelas dapat Anda lihat kemungkinan akan terjadinya kepunahan cendana di Indonesia. Dalam menyikapi situasi inilah kemudian pemerintah berperan dengan melakukan penanaman bibit cendana di berbagai titik potensial di Nusantara. Program ini sebenarnya adalah bagian dari program penanaman pohon yang sudah berjalan sejak tahun 2007.

Tahap pertama dari penanaman bibit cendana adalah pada tahun 2009 dengan penanaman 10 ribu bibit cendana di kawasan Sumba. Selama puluhan tahun kawasan tanah Sumba sudah menjadi kawasan penangkaran cendana. Sayangnya dalam 10 tahun terakhir kawasan vegetasi cendana mengalami penurunan drastis. Sementara penanaman kembali untuk bibit cendana hanya berjalan 10% dari total vegetasi yang ditebang.

Untuk kembali menggiatkan aktivitas usaha dalam komoditas cendana dikalangan penduduk asli Sumba, maka pemerintah mencetuskan ide penanaman bibit cendana di daerah ini. Upaya ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Meskipun hasil akan bisa rakyat peroleh paling cepat pada 2045, setidaknya harapan pemerintah pada tahun pertengahan abad 21 nanti Indonesia memiliki kecukupan suplai cendana.

Tapi diluar itu, pemerintah mengharapkan adanya penggiat usaha budidaya kayu cendana secara komersial. Untuk itu, pemerintah akan mengupayakan harga yang cukup baik di pasar pemasok demi meningkatkan minat petani. Saat ini harga di pasaran masih pada kisaran Rp 8000 – Rp 15000. Angka ini masih jauh dari harga ideal pada tahun 1980an yang bisa mencapai angka puluhan ribu.

Soal pasar, sebenarnya hingga hari ini permintaan cendana di pasar internasional terutama dari Eropa dan Amerika masih sangat tinggi dan saat ini menjadi lahan bagi pedagang cendana India, China dan Australia. Sayang sekali karena pada 1990an Indonesia masih menjadi pemasok besar dari Cendana.

Bila pemerintah dan masyarakat agro bersinergi bersama untuk menggiatkan penanaman bibit cendana secara optimal, maka sudah tentu kondisi Indonesia yang krisis kepunahan cendana akan teratasi. Meski pada akhirnya tanaman cendana ini akan dipanen hingga ke akar-akarnya, tapi proses pematangan hingga setidaknya 35 tahun tentu saja sangat besar artinya bagi lingkungan.

Masalahnya, tanaman cendana yang akan dipanen hingga akar perlu pula disikapi dengan baik. Karena dengan kondisi tersebut, aktivitas penanaman kembali bibit cendana itu perlu terus berlangsung secara mengalir dan berketerusan. Karena ini hanya satu-satunya jalan menjaga tingkat suplai dan menjaga kelestarian cendana di Indonesia.

Setelah beberapa tahun berjalan, program penggiatan penanaman bibit cendana ini sudah mulai terlihat perkembangannya. Bibit cendana mulai lebih mudah Anda temukan. Beberapa kawasan lain di tanah air seperti di kawasan Ronggositi Malang, Gunung Kidul DIY dan masih banyak lagi juga menjadi pusat konservasi. Pada umumnya penanaman bibit cendana berpusat pada kawasan kering, karena akan lebih mengoptimalkan pertumbuhan dan kualitas kayu.

Begitulah upaya pemerintah untuk tetap mampu mendapatkan tempat dalam pasar cendana dunia, sekaligus menjaga cendana dari kepunahan. Anda bisa berperan dengan ikut serta mengaktifkan usaha perkebunan cendana secara komersial dan ikut menggiatkan penanaman bibit cendana. Sinergi Anda dengan program pemerintah akan memberi kesempatan anak cucu agar tetap bisa menghirup keharuman cendana.